Mengukur Obesitas
Gizi.net - Kalau bisa dihindari, mengapa tidak kita menjauhi penyebab kegemukan? Kegemukan atau obesitas merupakan masalah global, yang bisa melanda masyarakat negara maju maupun berkembang. Dampaknya, seperti diabetes, dyslipidemia, hipertensi, mengincar jiwa pengidapnya.
Jika seseorang positif mengalami diabetes, dyslipidemia, dan hipertensi, maka ia disebut mengalami metabolic syndrome. Untuk mengetahui metabolic syndrome, atau kumpulan gejala klinis yang terkait dengan kegemukan, ada paramaternya. Di antaranya lingkar perut, liguis lidah (kandungan lemak yang berada di leher), tekanan darah, kadar HDL (kolesterol baik ), dan gula darah.
Penyebab utama adalah kesalahan pola makan, dan kurang aktivitas fisik. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut obesitas sebagai penyakit yang berbahaya. Karena, ini menyangkut derajat masalah kesehatan.
Menurut Dr Widjaja Lukito, PhD, diirektur SEAMEO-Tropmed, pada workshop bertajuk Real Life Application of Overweight and Obesity Management di Bandung beberapa saat lalu, kelebihan berat badan menjadi masalah bagi semua orang karena hampir setiap orang pernah berbuat kesalahan dalam mengatur pola makan. Selain itu, banyak orang tidak tahu cara memadukan bahan makanan, dan sering mengonsumsi makanan mengandung lemak (fat meals).
Gejala yang dapat mengarah pada kegemukan dan obesitas adalah hunger dan appetite. Hunger merupakan kondisi saat lapar karena itu manusia harus makan. Sedangkan appetite berhubungan dengan selera makan.
"Saya melihat, terjadinya masalah ini bukan dari makanannya melainkan lemak yang terkandung dalam makanan tersebut. Artinya, setiap manusia harus memperhatikan pola makan yang sehat, kadar lemak makanan yang dikonsumsi harus rendah, dan nutrisi didalamnya harus seimbang," kata Widjaja.
Bahaya pada perempuan
Kegemukan dan obesitas tak hanya berpengaruh pada kesehatan karena dapat menimbulkan penyakit komplikasi. Melainkan, juga berisiko terhadap psikis. Seseorang yang menderitanya akan mengalami krisis percaya diri akibat kelebihan berat badan.
Yang paling berbahaya, kata Widjaja, bila ini terjadi pada perempuan. "Perempuan yang kelebihan berat badan berisiko mengalami infertilitas, sulit mendapat keturunan," ujarnya.
Pada anak kegemukan berpengaruh terhadap IQ (kecerdasan). Penurunan IQ disebabkan karena besarnya leher sehingga saluran pernapasan terganggu. Secara tidak langsung oksigenisasi ke otak tidak berjalan lancar. Karena itu, anak tersebut mengalami endurance, daya tahan belajarnya terganggu. Tentu saja ini dapat mempengaruhi prestasi belajarnya.
Widjaja mengatakan, masyarakat Indonesia, khususnya di perkotaan, cenderung jarang melakukan aktivitas fisik. Banyaknya fasilitas yang tersedia, seperti angkutan transportasi, lift, dan lainnya menyebabkan masyarakat tidak mau berjalan kaki.
Selain itu, kurangnya kesadaran berolahraga seperti jalan kaki, berenang, dan senam. Jalan kaki merupakan olahraga paling murah dan aman dilakukan. Meskipun hanya 15 menit, jalan kaki berefek sangat besar karena dapat membakar kalori yang ada dalam tubuh.
Pengukur kalori
Untuk mengetahui seberapa banyak kalori yang terbakar saat melakukan aktivitas fisik ada alat yang dinamakan Pedometer. Cukup ringan, alat ini mudah dibawa ke mana-mana. Bentuknya seperti pager, yang dapat disimpan di pinggang.
Selain itu, ada alat untuk mengukur lingkar pinggang yang dinamai waist type. Bentuknya cukup unik, kecil, dan mudah dibawa. Cara memakainya cukup mudah. Yakni, lingkar pinggul dibagi lingkar pinggang, hasilnya tidak boleh lebih dari satu. Jika lebih, itu menunjukkan ada penumpukan lemak di sekitar perut dan panggul. Lingkar pinggang normal untuk perempuan kurang dari 80 cm. Sedangkan, untuk laki-laki kurang dari 90 cm.
Body mass index (BMI)-Calculator merupakan alat untuk mengetahui ukuran tubuh. Alat ini berbentuk seperti kompas, untuk menunjukkan tinggi dan berat badan. Dengan mencocokkan tinggi dan berat badan, kita akan mengetahui ukuran tubuh kita. Apakah tubuh kita kurus, normal, kegemukan, obesitas, atau obesitas ekstrem.
Yang Perlu Diperhatikan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika Anda mengalami kegemukan. Jika mau dan punya keinginan, maka tidak sulit bagi Anda untuk menurunkan berat badan. Menurut Dr Widjaja Lukito, PhD, diirektur SEAMEO-Tropmed, lakukan aktivitas fisik secara teratur berupa olahraga selama 30 menit setiap hari, konsumsi makanan yang rendah lemak, atur pola makan, perhatikan bahan makanan yang dikonsumsi, dan atur jenis makanan supaya beragam.
Yang dimaksud pola makan teratur itu adalah dalam satu kali makan harus ada sayur, buah, dan kacang-kacangan. "Makanan yang terlalu asin atau manis buruk bagi kesehatan," jelasnya.
Bahan makanan yang mengandung serat tinggi seperti purin, kolesterol, lemak tidak jenuh tunggal, natrium, dan kalium, dapat memudahkan Anda untuk menjalani program diet dan dapat mencegah penyakit tertentu.
Penting juga untuk menerapkan evaluasi dan pemantauan. Ini berguna untuk memantau perkembangan berat badan supaya jumlah kalori yang masuk dan ke luar dapat diketahui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar